mitologi ahool

Gunung salak menyimpan berbagai macam misteri yang salah satu nya adalah makhluk mitologi berbentuk kalelawar raksasa berkepala kera dengan bola mata hitam. Masyarakat setempat menyebutnya ahool,dimana makhluk ini menurut beberapa sumber sekaligus saksi mata keberadaan nya tersebar di hutan tropis jawa khusus nya gunung salak.

Sebagian orang percaya jika ahool adalah makhluk primitiv prasejarah semacam lochnes. Seperti Lochnes, Ahool juga masuk jajaran salah satu binatang kryptid. Kryptid atau cryptozoologi adalah makhluk yang konon ada dan pernah dilihat orang, namun makhluk-makhluk yang masuk kategori kryptid ini sangat misterius, karena tidak diketahui pasti oleh konsekuensi ilmiah dan sulit dipercaya karena tidak ada bukti objektif walau ada saksi mata. Keberadaan makhluk kryptid biasanya ada berdasarkan para saksi mata yang mengaku melihat langsung suatu makhluk lalu menceritakan pengalaman mereka ke masyarakat. Jadilah cerita dari mulut ke mulut ini menyebar kemana-ana bahkan sampai ke seluruh penjara dunia. Termasuk Ahool ini yang diyakini memang ada keberadaanya oleh beberapa saksi mata.Di kisahkan oleh Dr. Ernest Bartels, seorang peneliti dan ahli ilmu burung, kejadian ini terjadi pada tahun 1925 silam. Ketika itu Dr. Ernest sedang menjajaki sebuah air terjun di salah satu lereng gunung Salak, Jawa Barat. Secara tidak sengaja ia melihat seekor kelelawar raksasa yang tidak dikenalnya sedang terbang tepat di atas kepalanya.

Dua tahun kemudian di tahun 1927 Dr. Ernest ditemui sosok Ahool lagi. Ketika itu Ernest sedang berbaring di tempat tidur dalam pondoknya di sekitar sungai cicendol, Jawa Barat. Dia mendengar suara aneh yang belum pernah ia dengar sebelumnya tepat diatas pondoknya. Suara tersebut terdengar seperti suara tangisan yang jelas dan terdengar mengucapkan “uhuuuuuuuuuul..!.

ilustrasi ahool



Kemudian Dr. Ernest keluar dari gubuk dengan membawa obor. Ketika sang dokter sudah diluar, makhluk yang berteriak itu sudah tidak terlihat diatas gubuknya, melainkah sudah berpindah. Ia kemudian berlari ke arah suara itu berasal namun tak kunjung menemukannya. Kurang dari 20 detik kemudian, ia mendengar suara itu lagi, suara teriakan yang belum pernah ia dengar sebelumnya, “ahuuull ...ahuuu ...ahuull”. 

Kemudian ia menoleh ke arah hilir sungai dan melihat dengan jelas sosok kelelawar raksasa yang pernah ia temui dua tahun yang lalu. Ernest menganggap bahwa makhluk itu bukanlah kelelawar karena kelelawar tidak bersuara seperti itu. Ia menganggap mungkin sejenis burung, burung hantu yang sangat besar.

Salah satu pendukung keberadaan makhluk ini adalah ahli cryptozoologi bernama Ivan T. Sanderson yang mengatakan bahwa makhluk ini sejenis pterosaurus yang beradaptasi. Bulu lebat ditubuhnya tumbuh bertujuan untuk mengurangi panas yang diterima di lingkungans sekitar makhluk ini tinggal. Sanderson tertarik dengan keberadaan Ahool ini dikarenakan ia juga pernah melihat makhluk raksasa menyerupai kelelawar di gunung Assumbo, Kamerun, Afrika, yang oleh masyarakat setempat dinamai Kongamato. Sebagian peneliti juga mengatakan kalau Ahool adalah sisa Pterosaurus yang beradaptasi.


Mayoritas peneliti setuju, bahwa bagaimanapun juga Ahool mungkin adalah kelelawar raksasa yang belum diketahui atau tidak dikenal. Namun mereka masih mencari tahu jenis makhluk yang diaporkan itu memiliki fitur wajah primata (kera), sebagai bukti bahwa hal itu melawan teori jenis reptil terbang.


Sebuah teori kurang populer yang juga didasarkan pada fitur wajah yang pernah dilaporkan, bahwa bisa jadi Ahool adalah primata terbang pertama di dunia. Namun apapun teori yang ada, kefaktaan makhluk ini belum bisa diterima oleh emua orang. Mungkin hanya masalah waktu saja hingga para ilmuwan yang tertarik dengan keberadaan makhluk ini benar-benar mencari keberadaanya sampai ketemu

Komentar

Postingan Populer