Rumah tua di kalijati

Malam makin larut. Udara di sekitar desa kalijati kabupaten Subang semakin dingin. Dari arah sudut jalan, tepatnya di seberang pangkalan ojek gang Marjan tampak sebuah rumah tua yang nampak masih megah untuk ukuran kampung kalijati di tahun 1999 yang mungkin di antara pembaca belum lahir, ditinggal oleh pemiliknya.
Kabar yang berhasil diendus, sang pemilik memang telah berusaha untuk menjualnya. Tapi apa daya, belum ada satu pun pembeli yang berminat. Padahal, pemiliknya sudah menawarkan harga yang sangat murah.

Saat itu Kami tiba di lokasi sekitar pukul 9.30 WIB. Memang untuk ukuran desa kalijati di tahun 1999 waktu tersebut terasa sangat sepi,di tambah sekitar 500meter dari pangkalan ojek tersebut adalah makam,kesan dan suasana angker mulai terasa. Bulu kuduk pun langsung meremang.
Anehnya, suasana pada malam itu seolah mendukung keangkeran rumah tua tersebut. Di atas sana, awan gelap siap mengguyurkan hujan.
Rumah tua di kalijati subang


Setibanya di depan rumah tua itu, Mang Olih, selaku warga masyarakat dan sekaligus pemandu kali ini langsung saja berceloteh, “Kabar tentang keangkeran rumah ini memang sudah tak perlu diragukan lagi.
‘’Pernah, karena hujan lebat, ada dua orang pemuda tanggung berteduh dl rumah ini. Dan entah dari mana datangnya, tiba tiba saja ada seorang nenek tua berwajah menyeramkan Iangsung menyerang mereka.”
Siapakah nenek itu? Sayangnya, dari berbagai bahan yang berhasil dihimpun di lapangan, tak ada satu pun keterangan yang menyatakan bahwa sosok nenek tua yang sering muncul itu pernah tinggal atau menempati “istananya” yang angker.

Ketika kami sedang termangumangu, ceu Edoh, 35 tahun, salah seorang ibu rumah tangga yang kebetulan lewat langsung saja nyeletuk, “Benar, rumah itu dihuni oleh hantu nenek Tua.Banyak orang yang sudah melihatnya. Tetapi jika diperhatikan, si nenek pasti akan menghilang.”
Biasanya, nenek Tua itu akan muncul lewat tengah malam saat hujan lebat berhenti. Walau begitu, anehnya, tak semua orang merasa takut dengan rumah angker itu.
Buktinya, pada malam Minggu, banyak di antara mereka yang memanfaatkan rumah itu untuk tempat berkumpul.
“Walau ada beberapa di antara pemuda yang pernah melihat penampakkan wujud nenek berwajah pucat dan menyeramkan itu, tetapi kejadian itu tak membuat mereka jera.
Mereka beranggapan, sang nenek adalah penjaga gaib yang ^baik hati,” ceu Edoh  menambahkan.
Silang pendapat tentang keangkeran rumah yang satu ini seolah tak pernah tuntas untuk dibahas. Banyak yang membenarkan, tetapi tak sedikit pula yang menyangkal. Ketika kami mencoba mengadakan kontak batin dengan sang penghuni gaib itu, si nenek pun bercerita, “Sebelum mereka, aku sudah tinggal di tanah ini berratus tahun lalu.Rumah ini adalah istanaku dan pohon asam besar di belakang rumah ini adalah istana ku. Dan sebagai sesama makhluk Tuhan, sebenamya aku tak pernah mengganggu mereka. Kecuali kepada mereka yang berani berlaku tak senonoh di sini.
“Kenapa nenek terkadang suka menampakkan diri?” tanya kami.

“Aku hanya mengingatkan kepada mereka akan keberadaanku. Dan aku pun mengajak mereka untuk hidup secara berdampingan di alam kita masing masing. Percayalah, aku takkan pernah mengganggu,” jawab sang nenek.
“Maaf, kalau boleh tahu, kenapa rumah ini sulit untuk dijual” pancing kami.
“itu bukan kesalahan ku,coba kalian lihat sekitaran rumah ini,rumput liar tumbuh di mana mana. Coba kalian bersihkan, nenek yakin calon pembeli akan tertarik” ujar si nenek.


Komentar

Postingan Populer