Mitologi burung garuda

Makhluk mitologi yang satu ini sudah pasti dikenal oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Namun, sedikit berbeda dengan Garuda Pancasila yang kita kenal, Garuda makhluk mitologi ini sebenarnya adalah kendaraan Dewa Wisnu dalam ajaran Hindu. Berkepala layaknya burung elang, berbadan manusia, tubuhnya berwarna emas, wajahnya berwarna putih dan sayapnya berwarna merah.
 Garuda digambarkan gagah dan perkasa. Ukuran tubuhnya pun tak main-main. Ia digambar memiliki tubuh yang sangat besar. Saking besarnya, ia bahkan bisa menghalangi matahari.

Ia adalah legenda raja burung-burung dan merupakan keturunan Kasyapa dan Winata, salah seorang putri Dak?a. Ia musuh bebuyutan ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, Kadru, ibu para ular.
Sinar Garuda sangat terang sehingga para Dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya.

Ia memiliki putra bernama Sempati (Sampati) dan istrinya adalah Unnati atau Winayaka. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.

Garuda dikatakan pernah mencuri amerta dari para Dewa untuk membebaskan ibunya dari cengkeraman Kadru. Kemudian Indra mengetahuinya dan bertempur hebat dengannya. Amerta dapat direbut kembali, tetapi Indra luka parah dan kilatnya (bajra) menjadi rusak.

Di Jepang, garuda dikenal sebagai Karura. Makhluk ini memiliki tubuh manusia dan kepala seekor elang. Makhluk ini berdasarkan Garuda dan dibawa ke Jepang dengan penyebaran agama Buddha.

Nama Karura juga merupakan pelafazan bahasa Jepang dari kata Sansekerta garuda. Namun nampaknya bentuk Jepang ini diambil dari bahasa Pali garuda. Baca juga artikel lain nya legenda sangkuriang

Komentar

Postingan Populer