Legenda rakyat sungai jodoh

suatu masa di pedalaman pulau Batam,ada sebuah desa yang didiami
seorang gadis yatim piatu bernama
Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu
rumah tangga dari seorang majikan
bernama Mak Piah. Mak Piah
mempunyai seorang putri bernama
Siti Mayang. 
Pada suatu hari, Mah
Bongsu mencuci pakaian majikannya
di sebuah sungai. Ular! teriak Mah
Bongsu ketakutan ketika melihat
seekor ulat mendekat. Ternyata ular
itu tidak ganas, ia berenang ke sana
ke mari sambil menunjukkan luka di
punggungnya. Mah Bongsu
memberanikan diri mengambil ular
yang kesakitan itu dan membawanya
pulang ke rumah.
https://missteriduniagaib.blogspot.com

Mah Bongsu merawat ular tersebut
hingga sembuh. Tubuh ular tersebut
menjadi sehat dan bertambah besar.
Kulit luarnya mengelupas sedikit
demi sedikit. Mah Bongsu memungut
kulit ular yang terkelupas itu,
kemudian dibakarnya. Ajaib, setiap
Mah Bongsu membakar kulit ular,
timbul asap besar. Jika asap
mengarah ke Negeri Singapura, maka
tiba-tiba terdapat tumpukan emas
berlian dan uang. Jika asapnya
mengarah ke negeri Jepang,
mengalirlah berbagai alat elektronik
buatan Jepang. Dan bila asapnya
mengarah ke kota Bandar Lampung,
datang berkodi-kodi kain tapis
Lampung. Dalam tempo dua, tiga
bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya
jauh melebihi Mak Piah Majikannya.
Kekayaan Mah Bongsu membuat
orang bertanya-tanya. Pasti Mah
Bongsu memelihara tuyul, kata Mak
Piah. Pak Buntal pun
menggarisbawahi pernyataan
istrinya itu. Bukan memelihara tuyul!
Tetapi ia telah mencuri hartaku!
https://missteriduniagaib.blogspot.com


Banyak orang menjadi penasaran dan
berusaha menyelidiki asal usul harta
Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal
usul harta Mah Bongsu ternyata tidak
mudah. Beberapa dari orang dusun
yang penasaran telah menyelidiki
berhari-hari namun tidak dapat
menemukan rahasianya.
Yang penting sekarang ini, kita tidak
dirugikan, kata Mak Ungkai kepada
tetangganya. Bahkan Mak Ungkai dan
para tetangganya mengucapkan
terima kasih kepada Mah Bongsu,
sebab Mah Bongsu selalu memberi
bantuan mencukupi kehidupan
mereka sehari-hari. Selain mereka,
Mah Bongsu juga membantu para
anak yatim piatu, orang yang sakit
dan orang lain yang memang
membutuhkan bantuan. Mah Bongsu
seorang yang dermawati, sebut
mereka.
Mak Piah dan Siti Mayang, anak
gadisnya merasa tersaingi. Hampir
setiap malam mereka mengintip ke
rumah Mah Bongsu. Wah, ada ular
sebesar betis? gumam Mak Piah. Dari
kulitnya yang terkelupas dan dibakar
bisa mendatangkan harta karun?
gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu
aku juga akan mencari ular sebesar
itu, ujar Mak Piah. Mak Piah pun
berjalan ke hutan mencari seekor
ular. Tak lama, ia pun mendapatkan
seekor ular berbisa. Dari ular berbisa
ini pasti akan mendatangkan harta
karun lebih banyak daripada yang
didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak
Piah. Ular itu lalu di bawa pulang.
Malam harinya ular berbisa itu
ditidurkan bersama Siti Mayang.
Saya takut! Ular melilit dan
menggigitku! teriak Siti Mayang
ketakutan. Anakku, jangan takut.
Bertahanlah, ular itu akan
mendatangkan harta karun, ucap Mak
Piah.
https://missteriduniagaib.blogspot.com


Sementara itu, luka ular milik Mah
Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu
semakin menyayangi ularnya. Saat
Mah Bongsu menghidangkan makanan
dan minuman untuk ularnya, ia tiba-
tiba terkejut. Jangan terkejut.
Malam ini antarkan aku ke sungai,
tempat pertemuan kita dulu, kata
ular yang ternyata pandai berbicara
seperti manusia. Mah Bongsu
mengantar ular itu ke sungai.
Sesampainya di sungai, ular
mengutarakan isi hatinya. Mah
Bongsu, Aku ingin membalas budi
yang setimpal dengan yang telah kau
berikan padaku, ungkap ular itu. Aku
ingin melamarmu untuk menjadi
istriku, lanjutnya. Mah Bongsu
semakin terkejut, ia tidak bisa
menjawab sepatah katapun. Bahkan
ia menjadi bingung. Ular segera
menanggalkan kulitnya dan seketika
itu juga berubah wujud menjadi
seorang pemuda yang tampan dan
gagah perkasa. Kulit ular sakti itu
pun berubah wujud menjadi sebuah
gedung yang megah yang terletak di
halaman depan pondok Mah bongsu.
Selanjutnya tempat itu diberi nama
desa Tiban asal dari kata ketiban,
yang artinya kejatuhan
keberuntungan atau mendapat
kebahagiaan. Akhirnya, Mah Bongsu
melangsungkan pernikahan dengan
pemuda tampan tersebut. Pesta pun
dilangsungkan tiga hari tiga malam.
Berbagai macam hiburan ditampilkan.
Tamu yang datang tiada henti-
hentinya memberikan ucapan
selamat.


https://missteriduniagaib.blogspot.com

Dibalik kebahagian Mah Bongsu,
keadaan keluarga Mak Piah yang
tamak dan loba sedang dirundung
duka, karena Siti Mayang, anak
gadisnya meninggal dipatuk ular
berbisa. Konon, sungai pertemuan
Mah Bongsu dengan ular sakti yang
berubah wujud menjadi pemuda
tampan itu dipercaya sebagai tempat
jodoh. Sehingga sungai itu disebut
Sungai Jodoh.

HIKMAH: Sikap tamak, serakah
akan mengakibatkan kerugian
pada diri sendiri. Sedang sikap
menerima apa adanya, mau
menghargai orang lain dan rela
berkorban demi sesama yang
membutuhkan, akan berbuah
kebahagiaan.
Demikianlah Dongeng Legenda
Sungai Jodoh ... Selesai.

Artikel terkait>>>>
Legenda prabu angling darma
Legenda sangkuriang

Postingan Populer